Tim Kajian Sejarah Sosial dan Budaya (KS2B) Tulungagung terus mendalami penemuan ratusan fosil sampah purba (Kjokken Maddinger) di Dusun Bolu, Desa Ngepo, Kecamatan Tanggunggunung.
Dari kajian bersama dengan tim Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, ahli sejarah dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dan Universitas Airlangga Surabaya, KS2B mengarahkan bidikan pada lima lorong yang berada di antara perbukitan kapur cadas Dusun Cerme, Desa/Kecamatan, Campur Darat.
Lima lorong yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Dusun Bolu, tempat fosil Kjokken Maddinger ditemukan itu, lebih menyerupai daripada sekedar lobang disela-sela tonjolan batu perbukitan.
“Lorong ini sendiri berada di lokasi penemuan manusia purba homo sapiens atau manusia purba wajakensis yang ditemukan lebih dulu,” ujar Ketua KS2B Triono, Minggu (11/4/2010).
Apakah artinya fosil yang ditemukan di Dusun Bolu tersebut merupakan sisa makanan manusia purba Wajakensis?. Triono mengakui kemungkinan itu bisa terjadi. Namun mengingat umur fosil lebih tua dari homo Wajakensis, hampir bisa dipastikan manusia purba yang pernah singgah di perbukitan kapur yang berjarak puluhan kilometer dari laut selatan itu berumur lebih purba.
“Karenanya yang kita buru saat ini adalah apakah ada peralatan selama manusia purba singgah di sana. Sebab berdasarkan teorinya, mereka hidup berkelompok dan berpindah-pindah,” paparnya.
Dari kajian bersama dengan tim Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, ahli sejarah dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dan Universitas Airlangga Surabaya, KS2B mengarahkan bidikan pada lima lorong yang berada di antara perbukitan kapur cadas Dusun Cerme, Desa/Kecamatan, Campur Darat.
Lima lorong yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Dusun Bolu, tempat fosil Kjokken Maddinger ditemukan itu, lebih menyerupai daripada sekedar lobang disela-sela tonjolan batu perbukitan.
“Lorong ini sendiri berada di lokasi penemuan manusia purba homo sapiens atau manusia purba wajakensis yang ditemukan lebih dulu,” ujar Ketua KS2B Triono, Minggu (11/4/2010).
Apakah artinya fosil yang ditemukan di Dusun Bolu tersebut merupakan sisa makanan manusia purba Wajakensis?. Triono mengakui kemungkinan itu bisa terjadi. Namun mengingat umur fosil lebih tua dari homo Wajakensis, hampir bisa dipastikan manusia purba yang pernah singgah di perbukitan kapur yang berjarak puluhan kilometer dari laut selatan itu berumur lebih purba.
“Karenanya yang kita buru saat ini adalah apakah ada peralatan selama manusia purba singgah di sana. Sebab berdasarkan teorinya, mereka hidup berkelompok dan berpindah-pindah,” paparnya.
Salah satu dari lima gua di Dusun Cerme itu sendiri, menurut Triono pernah diteliti ahli sejarah dalam proses penemuan fosil manusia purba Wajakensis. Namun eksplorasi yang dilakukan kala itu tidak menyentuh seluruh gua. Triono meyakini ada bagian penting yang belum terungkap.
Karenanya kita berencana akan melakukan eksplorasi lanjutan dengan tim arkeologi dan antropologi dari UGM dan Unair, katanya. Mengenai ratusan fosil Kjokken Maddinger yang masih disimpannya, rencananya akan diserahkan ke museum purbakala Tulungagung. Tim BP3 Trowulan sendiri juga sudah melakukan peninjauan ke lokasi. Dimungkinkan ada rencana untuk melokalisasi area temuan,” pungkasnya.
Juru bicara Pemkab Tulungagung Ahmad Pitoyo mengatakan, dalam hal ini pihaknya siap membantu semua yang dibutuhkan. Dalam hal ini pemkab telah menyerahkan sepenuhnya persoalan kepada Tim BP3 Trowulan Mojokerto. “Kita hanya bersifat membantu semua hal yang diperlukan,” ujarnya.
Diposting Oleh : ADI WIBOWO @ Tangandunia - Kumpulan Artikel Menarik
Artikel Gua Purba Telah Di Temukan Semoga bermanfaat bagi sobat blogger . Terimakasih atas kunjungan Sobat Blogger yang bersedia membaca artikel ini. Kritik dan Saran sobat dapat sampaikan melalui Kotak komentar di bawah ini. Sekali Lagi saya Ucapkan Terima Kasih .
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda di sini !! Kritik dan saran AGAN sangat di perlukan.